Tuesday, June 11, 2013

Ribuan TKI Ngamuk, KJRI Jeddah Dibakar, Satu Tewas

Ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mengamuk, akibatnya Kantor KOnsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Distrik Rehab Jeddah, Arab Saudi, Minggu (9/6/2013) waktu Saudi dibakar massa. Mereka diduga kesal atas  pelayanan pengurusan SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor).
Saksi mata mengatakan, ribuan ekspatriat Indonesia berusaha untuk memperbaiki status mereka sebagai pekerja asing ilegal, rupanya frustrasi oleh menunggu lama untuk mendapatkan kasus mereka diselesaikan. Beberapa orang dilaporkan terluka akibat kerusuhan itu.
Massa membakar kayu, furnitur dan bahan mudah terbakar lainnya di pintu masuk konsulat, asap hitam mengepul baik ke langit malam.
Seperti api membakar, massa melonjak mendekati dinding konsulat sementara beberapa orang berusaha untuk mengobarkan api dalam upaya untuk membakar gedung.
Beberapa korban luka yang dilaporkan, namun rincian masih tersedia.
Sebuah Agence France Presse melaporkan, mengutip seorang staf konsulat yang tidak disebutkan namanya, mengatakan seorang wanita meninggal akibat api.
“Beberapa dari mereka menyalakan api di dekat dinding konsulat berusaha untuk masuk dengan kekerasan, tetapi menyebabkan kematian seorang wanita,” kata sumber itu sebagaimana dilansir Arabnews.com
Polisi menegaskan hanya itu api telah meninggalkan beberapa orang luka-luka, tanpa menyebutkan kematian apapun.
Duta Besar Indonesia Gatot Abdullah Mansyur mengatakan kepada Arab News bahwa staf semua konsulat yang aman. “Kami masih memeriksa apakah ada korban atau berapa banyak pekerja terluka,” katanya.
Kru Pertahanan Sipil, polisi, pasukan khusus dan ambulans Bulan Sabit Merah turun di tempat kejadian dalam upaya untuk memulihkan ketertiban sebagai pria dan wanita meneriakkan slogan-slogan marah terhadap pejabat konsulat meringkuk di dalam.
Polisi, dengan tangan dilipat, berjaga-jaga di luar pintu masuk konsulat. Jalan menuju ke konsulat disegel.
Pada pukul sekitar 09:00 waktu setempat, petugas pemadam kebakaran dari Saudi Sipil Departemen Pertahanan berhasil menjinakkan kobaran api sebelum api makin meluas. Tindakan itu “terbatas pada dinding kompleks dan tidak menyentuh kantor,” kata sumber konsuler.
Sebelum api, pekerja frustrasi melemparkan batu di konsulat, kata saksi.
Insiden ini menyusul penyerbuan pada Sabtu ketika perempuan Indonesia menyerbu konsulat. Setidaknya tiga perempuan luka berat dan nilai yang diterima benjolan kecil dan memar. Beberapa perempuan pingsan.
Misi diplomatik Indonesia di Kerajaan di antara mereka dibanjiri dengan warga negara tanpa dokumen berusaha untuk memenuhi 3 Juli tenggat waktu yang ditetapkan pemerintah tuan rumah untuk “ilegal” untuk memperbaiki status visa mereka.
Konfrontasi antara ekspatriat, polisi dan pejabat konsulat berasal dari frustrasi pekerja Indonesia ‘atas penundaan yang lama dan dugaan kurangnya organisasi di konsulat.
“Kami telah mengalami masalah dengan konsulat sejak kami tiba dua hari lalu,” kata seorang pembantu rumah tangga Indonesia, yang tidak ingin memiliki namanya dipublikasikan. “Kemarin saya jatuh dan terluka karena konsulat tidak tahu apa yang mereka lakukan dan tidak bisa mengendalikan massa.”
Warga Indonesia lainnya, mengatakan bahwa dia bekerja di bidang konstruksi. Tappi dia mengeluhkan bahwa ia tidak pernah bisa masuk ke dalam konsulat untuk melegalkan statusnya, sementara rekan kerja ingin menyelesaikan dokumen perjalanannya.
“Percayalah, sekarang saya hanya ingin pulang,” kata pekerja konstruksi.
Pekerja tanpa dokumen yang benar menjadi semakin khawatir sebagai pelanggar aturan imigrasi Kingdom akan menghadapi hukuman ketika periode amnesti berakhir pada 3 Juli, dengan hukuman termasuk hukuman penjara sampai dua tahun, dan denda sampai 100.000 riyal ($ 27.000).
Menurut statistik resmi, delapan juta ekspatriat bekerja di kerajaan. Ekonom mengatakan ada dua juta pekerja asing yang tidak terdaftar.
Arab Saudi bertujuan untuk menciptakan kesempatan kerja bagi pengangguran sendiri dengan memotong jumlah pekerja asing, meskipun banyak dari mereka adalah dalam pekerjaan bergaji rendah yang Saudi tidak akan menerima.
Eksportir minyak terbesar di dunia adalah tambang emas bagi jutaan orang dari negara-negara Asia dan Arab miskin yang dilanda tingkat pengangguran yang tinggi.

No comments:

Post a Comment